RSS

Minggu, 01 Januari 2012

Gunungan Sampah di Bantar Gebang


Jawa Barat merupakan wilayah yang paling dekat dengan ibukota negara DKI Jakarta. Jawa Barat merupakan kawasan subur dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Sumber daya air sebagai sarana kehidupan manusia juga melimpah. Curah hujan tinggi, aliran sungainya banyak, belum lagi danau dan situ. Oleh karena itu cadangan air di wilayah ini sangat tinggi.
            Alam yang subur memengaruhi peradaban masyarakat Jawa Barat, yang berpenduduk asli Sunda, berbahasa daerah Sunda, dengan perilaku social yang dilandasi falsafah silih asuh, silih asih, silih asah. Suatu filosofi yang mengajarkan manusia untuk saling mengasuh, yang dilandasi sikap saling mengasihi dan saling berbagi pengetahuan (serta pengalaman), suatu onsep kehidupan demokratis yang berakar pada kesadaran dan keluhuran akal budi. Masyarakat Sunda, karib dengan alam lingkungannya, selain dengan manusia sesamanya. Oleh karenanya, mereka pun karib dengan Tuhan yang menciptakan alam semesta tempat mereka berkehidupan. Suatu rentang interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Hal ini tampak dari bagaimana masyarakat Jawa Barat, khususnya di pedesaan dalam memelihara kelestarian alam dan lingkungannya. Dari daerah Jawa Barat, banyak muncul anggota masyarakat yang atas inisiatif dan kesadarannya sendiri memelihara lingkungan alamnya. Mereka kemudian dikenal sebagai pahlawan lingkungan hidup dan dihargai secara nasional.
            Namun, seiring dengan perkembangan zaman manusia mulai kurang menyadari akan pentingnya masalah lingkungan. Penambangan, pengangkutan, dan pengolahan sumber daya alam mineral, seperti batu bara, minyak bumi, bauksit, timah, dan lain-lain dapat mencemari tanah, air, dan udara. Pencemaran tersebut akan menagkibatkan terganggunya kelangsungan hidup makhluk hidup, termasuk manusia.
            Kerusakan lingkungan di daerah Jawa Barat menjadi perhatian saya terutama di kecamatan  Bantar Gebang, Jakarta Timur. Pemandangan gunungan sampah merupakan hal yang tidak asing lagi untuk dilihat warga sekitar. Bau busuk menyengat, aliran air sampah yang kotor dan lalat menjadi teman para penduduk yang mencari rezeki di tumpukan sampah. Mereka tidak megeluhkan keadaan tersebut karena disitulah uang untuk keperluan hidup dihasilkan. Masyarakat ibu kota yang tidak menyadari hal tersebut, sering menggunakan plastik yang sulit untuk diurai. Akhirnya plastik yang mereka pakai dibuang dan berakhir pada penampungan sampah Bantar Gebang. Setiap harinya masyarakat ibu kota menyumbang 2 ton sampah untuk dibuang ke Bantar Gebang.
            Akibat yang ditimbulkan merupakan masalah serius bagi warga sekitar Bantar Gebang. Pernafasan jadi terganggu akibat menghirup udara kotor. Misalnya; sesak nafas, terkena asma. Jika berkelanjutan, dapat menyebabkan kanker paru-paru. Kecamatan Bantar Gebang jelas memiliki intensiatas yang tinggi akan polusi udara. Timbunan plastik yang sulit untuk diurai dan membutuhkan waktu lebih dari 1000 tahun untuk mengurainya jelas sudah mencemari tanah di daerah tersebut. Tanah menjadi tidak subur dan mengandung banyak limbah yang berbahaya. Akibatnya sulit untuk menanam pohon dan kadar oksigen di daerah tersebut menjadi berkurang. Polusi air juga merupakan masalah berat yang dihadapi warga sekita Bantar Gebang, sulit untuk menemukan air bersih yang sehat di daerah tersebut. Air yang merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dalam kehidupan mengandung berbagai toxin dari limbah sampah. Mencuci, mandi, minum, dan memasak adalah hal yang umum dilakukan  dengan menggunakan air. Air yang kotor, bau dan megandung banyak bibit penyakit tidak dapat mereka konsumsi. Jika mereka mengonsumsi air ini maka penyakit akan mudah menyerang tubuh mereka seperti penyakit kulit dan muntaber.
Sampah yang menggunung jelas telah berakibat banyak pada keberlangsungan hidup warga sekitar Bantar Gebang. Ini juga dapat berakibat pada kehidupan sosial mereka. Konflik sosial dapat terjadi karena kepentingan masyarakat terganggu. Konflik sosial berupa bentrokan sesama warga mungkin telah banyak merugikan. Sungguh merupakan potret kehidupan yang naas dan jauh dari ketentraman.
Hal ini seharusnya dibicarakan untuk mencari solusi yang terbaik. Sebagai generasi muda yang memiliki semangat berapi-api, hendaknya kita membantu pemerintah dengan menyiapakan ide-ide brilian untuk mengurangi sampah yang menumpuk. Dimulai dari mendaur ulang plastik-plastik bekas menjadi barang yang memiliki nilai jual tinggi. Sebagai siswa saya pernah melakukan hal ini yakni dengan mengumpulkan sampah plasti bekas pop ice, kopi atau yang lainnya didaur ulang menjadi tas, celemek, dan barang lainnya yang dapat dijual dan menumbuhkan sikap kewirausahaan. Jika para generasi muda mulai melakukan hal ini maka sampah plastik bukan lagi menjadi musuh utama lingkungan. Plastik dapat mengahsilkan pundi-pundi uang untuk tambahan uang jajan. Hanya dengan semangat, kemauan dan kreativitas maka masalah lingkungan seperti sampah plastik dapat membantu pemerintah dalam mengurangi pemakaian plastik berlebih. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para generasi muda dan membuka mata mereka untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan menyelamatkan bumi dari kerusakan yang mengganggu kesejahteraan manusia.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright thayuani and her mind 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .